1485 words
7 minutes
Mengapa menjadi programmer?

Hai, dan selamat datang. Terimakasih sudah berkunjung ke blog saya yang biasa saja 😁🙌

Nah, disini aku mau bahas sedikit alasan kenapa aku milih menjadi programmer daripada yang lain serta cerita juga (agak banyakan 🤭).

Programmer dipikiranku adalah seseorang yang habit atau kebiasaannya ngoding dan membuat program. Welp, can we say that (programmer) is a people who code and plan the program or make the program to work?

Nah, kalau orangnya udah bisa membuat atau ngerencanain dengan kode apa yang pengen dia buat, in my opinion dia udah bisa disebut programmer.

Mengapa saya menjadi Programmer?#

Karena saya butuh uang WKWKWK 🤣

Seriously 😅, aku butuh uang atau duit sampingan untuk extend daily life aku, semisal pengen jajan, maka pake duit hasil freelance. (Loh duit ortu dikemanain?) kupakai buat membeli keperluan sekolah dan makan doang, sisanya dikeep buat next month.

Sekolah Dasar#

Dan, awal mulanya juga aku ngga tahu menahu tentang coding. Aku pelajarin hal ini ketika masih Sekolah Dasar atau SD saat beranjak kelas empat. Saat aku masih SD kelas dua hingga kelas empat, masih ada tuh namanya pelajaran TIK (Teknologi, Informasi, dan Komunikasi) yang sarananya disediakan oleh pihak sekolah.

Kalau saya melihat dari sudut pandang saya saat ini, saya bersyukur banget masih bisa mendapatkan akses belajar komputer pada waktu itu dan pada di tempat itu juga. Kalau boleh bilang, sekolah saya itu di dalam hutan ya 😁 Tetapi, masih bisa tercover jaringan (walau strengthnya lemah, 3G dan H+ itu udah bersyukur banget bisa YouTube-an)

Kalau enggak salah pada tahun 2016 atau 2017 gitu, saya iseng nih coba buka network settingsnya computer di labcom di SD saya pada waktu itu, dan ke-gap sama gurunya. Ditanyain tuh,

guru: “Ngapain?” (dengan muka heran)

saya: “buka command prompt pak” (muka kaget, nervous)

guru: “loh, kamu tahu ini buat apa?” (ini = command prompt)

saya: “tau pak, ini lagi dapatin password wifinya..” (kurang lebih gini kata-katanya yang saya inget 🤣)

guru: “wohh, coba lihat, kalau kamu bisa, bapak kasih 90 kamu”

saya: “bayohh, oke pak” (gercep nginget command yang saya pelajarin dari YouTube 🤣 Bermodalkan command netsh)

(…sekitar 2 menitan…)

saya: “ini pak’e passwordnya, bener enggak?”

guru: “wahh, hebat-hebat kamu ini, coba googling, bisa nggak?”

saya: “duh, harus login ini pak, bentar..” (lucunya disini saya masih ngga paham networking, karena sekolah saya pake MikroTik buat manage accessnya 🤣)

Dan singkat cerita saya di sekolah dasar dulu, dan saya sempet katanya mau diikutin lomba Web Design, tapi sepertinya karena masih melihat saya yang belum kompeten, jadi tidak diikutsertakan 😂😭

Tak lama kemudian, aku juga mempelajari Node.js yang pada waktu itu masih v8.x.x, yang sekarang udah melesat ke versi v22.x.x ☠️ Yah udah aku pernah ceritain juga di artikel pertama ku sih, yang berjudul “Hello World”

Mungkin langsung timeskip ke kelas sembilan Sekolah Menengah Pertama atau SMP, nah disini aku udah mulai mencari uang recehan dari freelance ngerjain web dan Rest API. Pada waktu ini tuh, sedang masa-masanya COVID-19, sehingga lebih banyak spare waktu di rumah, dan juga aku semakin memantapkan diri belajar Backend dan DevOps.

Beruntungnya aku bisa join beberapa komunitas, sehingga bisa mendapat insight dan knowledge yang daging 🔥 Oh ya, aku dapatin uang jajan dari hasil freelance web developing, dan devops. Jadi, aku buat web sederhana aja untuk permintaan sederhana, dan discord bot untuk manajemen tokonya mereka di discord. Lalu, kalau DevOps lebih mengarah ke setup VPS/VM yang mereka beli dan meminta project atau appnya dijalankan. Sehingga, mereka atau client sisa akses aja.. (Biasanya yang minta seperti ini adalah mahasiswa yang ada tugas dari dosennya 😁)

Sekolah Menengah#

Wih, udah gede aja nih udah masuk SMA 😃 So proud of me, Alhamdulillah karena mendapatkan ranking pertama di kelulusan atau ujian sekolah luring di SMP dalam satu angkatan, dengan rata-rata 90.25 🔥

Di SMA ini aku secara singkat aja, aku lebih mendekatkan diri ke operator sekolah. Sebagai pijakan aku join ke MPK/OSIS, yang sekarang aku menjabat sebagai Ketua Koordinator SEKBID Sembilan (9) yang manage Teknologi dan Informasi (bisa dibilang sih, babu sosmed dan dokumentasi sekolah).

Namun terlepas dari organisasi itu semua, aku juga memantapkan diri di bidang akademik (everyone can call me ugly or nerd at this moment), dan berhasil dapat attention dari guru. Yang berujung juga aku diikut sertakan dalam olimpiade (walau ga lolos, WKWKWK), atleast I got the experiences.

Dan nggak lama, Maret 2023, aku coba deketin operator sekolah (kebetulan operator sekolahnya tuh adalah guru mapel yang mengajar di kelasku). Kemudian, aku coba pendekatan bertanya tentang website sekolah. Tak kunjung lama pembicaraan, akupun disuruh ke sekolah pada weekend untuk bicara dengan pengurus sebelumnya (what a good chance here 🤣)

Yup, pada hari Sabtu aku ke sekolah. Dan, bertemu dengan pengurus sebelumnya (ternyata alumni juga guys 😄), sebut saja mas Kevin (I forgot his name ☠️ I’ll correct it soon). Disini, mungkin karena guruku cuman berspekulasi “ah, ini anak cuman ngaku doang, bisa ngga ya?”

Welp, aku ditanyain tentang web frameworks dan tech stack lainnya. Serta common question, yakni SQL. Disini aku expect bakalin ditanyain banyak hal, ternyata enggak. Ya cuman dikenalin apa aja sih yang sekolah ini pake, dan berapa Rp.XXX sih yang dikeluarkan sekolah untuk keperluan teknologi seperti ini, 🤭.

Dari interview singkat itu, akupun langsung diberi akses akun cloud platform olehnya. Dan, diberi akses penuh semuanya (ibarat kata lepas tangan 🤣), saya juga ngga mempermasalahkan, karena saya udah pernah megang bendanya juga, so far ngga terlalu kaget 🙌

First Project#

Ok lanjut first project aku, aku memulai projek pertama aku di sekolah ini. Bisa ditebak apa? Yap, yaitu website PPDB. Ini menurut aku proyek gelap cuy, kenapa? Proyek ini memiliki dana yang cukup banyak, namun tidak dilimpahkan sepenuhnya ke divisi yang mengerjakan.

Jadi, gini ibaratnya proyek ini memiliki dana 2 digit (diatas 20jt), namun yang sampai kebawahnya cuman sepersekian juta doang (5jt-10jt).

Aku disini sebagai Fullstack Programmer dan Kakak kelasku sebagai UI/UX Designer. Kita cuman dibayar makan-minum karena kerja sampai sore, kita dapat dispensasi ngga belajar dari pagi hingga sore pada waktu itu. Karena apa? Karena pada waktu tersebut merupakan se-minggu sebelum pengumuman PPDB.

Secara konsep dan manajemen sangat berantakan, meetingnya mereka itu adalah dua bulan sebelum PPDB dibuka. Namun realisasi proyeknya adalah dua minggu sebelum PPDB dibuka, wild asf 🤣

Gamblang aja, aku langsung gas proyek tersebut pake techstack Laravel dan Next.js. Kenapa Laravel dan Next.js? Laravel sebagai Backend dan Next.js untuk Frontend 😁🔥

Jujur aja, banyak yang kritisi techstack yang aku pilih. Udah pake Next.js kok masih pake Laravel juga? Welp, Next.js disini aku fokuskan untuk Frontend dan learning curvenya juga yang ngga terlalu tinggi untuk aku yang terbiasa di Backend.

Untuk kakak kelasku sendiri sebagai UI/UX designer, yang design websitenya menggunakan Figma (tysm kak Moh. Khaidir Akmal)

Welp, kita pulang sampai sore, maghrib malahan. Lucky kita dikasih makan (of course, ayam geprek + ice tea everyday). Mabuk ga tuh satu minggu ayam geprek 🤤

Dan ngga sampai disitu doang, sesampainya dirumah, kita juga ngerjain lagi sambil GMeet 😭. Ngerjainnya juga sampai jam dua belas malam 😄

Ya minimal waktu itu tuh, satu hari bisa lima fitur lah yang jadi, aku yang handle Fullstack waktu itu untuk hosting masih aman, karena masih ada waktu dari cPanel lama, dan frontendnya pakai Vercel.

Oke sesampailah pada saat mengerikan, yaitu pada hari-H PPDB. Website kita belum jadi, yakni cuman bisa login dan register doang (dalam ati, ya Allah). Dan, siangnya di sekolah udah pasang poster dan bannernya PPDB 😂

Welp, jujur aja. Operator sekolah ibarat PM (Project Manager) yang nyuruh-nyuruh aja, ngasih gambaran doang, eh no, lebih ke client sih jatuhnya 😭😂

There’s no tech lead or someone else yang paham teknologi yang kita pake. So, aku yang handle penuh proyek ini secara technical.

Jadi, aku dalam tiga hari setelah hari-H PPDB nggak tidur, full ngerjain itu website PPDB dan tiap malam gmeet conference sama kakak kelasku, dan cuman invite operator sekolah hanya dalam beberapa menit doang dia join. Dan, untungnya di hari kedua setelah pengumuman PPDB, udah bisa lah ya calon siswa baru tuh daftar biodatanya dulu 😭🔥

Nah, jadi mau ngga mau harus live production (bug masih banyak banget), aku disini masih berstatus sebagai Anggota SEKBID 9, kebetulan juga megang akun sosmed sekolah. Jadi, pada saat ini notifikasi handphone dibanjiri DM adik adik karena bug form websitenya 🤣🔥☠️

Oke karena ceritanya ini puanjangg bangets, aku lanjut sampai di akhir PPDB. Yup, I didnt receive sepeser pun uang. That’s it! 🙏

I love open-source software btw, jadi yang mau lihat kode yang saya buat bisa lihat di repo GitHub dibawah ya 🔥🙌

smantriplw
/
roatap-ppdb
Waiting for api.github.com...
00K
0K
0K
Waiting...
smantriplw
/
ppdb-fe
Waiting for api.github.com...
00K
0K
0K
Waiting...
smantriplw
/
ppdb-admin-fe
Waiting for api.github.com...
00K
0K
0K
Waiting...

Back to freelance like old days#

Nah semakin mendekati 2024, aku kembali freelance online seperti dulu, menerima orderan dari client yang ada di discord atau Facebook. Namun, kadang juga nyari website platform freelance, dan ngebid juga. Karena menurutku ini cara yang terbaik untuk mengais rupiah 🙌

Conclusion#

Pengalaman yang aku dapatkan ngga bikin aku kapok untuk menjadi programmer atau bahkan Software Engineer (Aamiin 🙌)

Aku semakin tahu kalau dunia pemerintahan dan instansi itu emang gelap apa adanya. KKN itu nyata, Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme 🔥

Dan, semakin aku lihat perkembangan teknologi, semakin pesat berjalannya waktu, aku yakin masih tertinggal jauh. Sebab oleh itu, aku terus memilih belajar dan terus belajar walau kelas dua belas saat ini mengkompres waktuku untuk itu, aku percaya bahwa tiap orang ada masanya, tiap orang berproses, tiada yang instan, dan itu yang memang terjadi 🙂

Mengapa menjadi programmer?
https://blog.hansputera.dev/posts/03-mengapa-jadi-programmer/
Author
Hanif Dwy Putra S
Published at
2024-08-03